Jumat, 30 April 2021
La Ode Djapu Yarona Lakina Sabanjara Barata Kahedupa Terakhir
Jumat, 09 April 2021
Kaledupa Riwayatmu Kini
2. Mou Syarifuddin sebagai Wakil Camat Wandupa
3. La Maga sebagai Danramil Wandupa
4. La Donga sebagai Kapolsek Wandupa
5. La Ode Siebe sebagai Kepala Kantor Urusan Agama Wandupa
-------oleh : Ahmad Daulani
Senin, 22 Februari 2021
Syiar Islam Imamu Fadha di Kahedupa
Bersambung.....
Oleh : Ahmad Daulani
Sumber : dikutip dari buku Kaledupa Dalam Lintasan Sejarah
Minggu, 10 Januari 2021
Kaomu dan Walaka (Sebenarnya kasta milik siapa ?)
Siapa kasta dari golongan Kaomu dan Walaka ini ?
1. Kaomu
2. Walaka
--------- disusun oleh : Ahmad Daulani
Tua Tumbua
Menimbulkan misteri besar dalam benak generasi muda kaledupa yg melihat makam berlambang salib tersebut. Makam ini terletak di desa kalimas (ngolo) kec. Kaledupa.
Saat pertama kali mendengar cerita ttg kuburan tsb kami sempat terpikir apakah di Kaledupa pernah masuk ajaran kristen ?
Namun setelah melakukan penelusuran lebih lanjut kami menemukan fakta bahwa makam tersebut bukanlah penanda masuknya ajaran kristen di pulau kaledupa.
Makam ini adalah makan pimpinan kompeni yang menduduki kaledupa dalam masyarakah lokal ia dikenal dengan nama TUA TUMBUA.
Penjajah belanda (kompeni) pertama kali masuk ke Kaledupa pada tahun 1909. Ia merupakan pimpinan terakhir kompeni yang berkantor di Buranga
Menurut para penutur Tua Tumbua meninggal karena terbunuh pada tahun 1919, akibat dominasi pemerintahan belanda dibawah komando Tua Tumbua yang makin melemahkan peran Lakina Kahedupa sebagai pimpinan tertinggi Barata Kahedupa yang bertanggung jawab diwilayah Timur kesultanan Buton. Wilayah teritorial barata Kahedupa saat itu meliputi moromaho sampai Batu atas (keseluruhan wilayah wakatobi sekarang).
Dominasi Tua Tumbua dalam sistem kepemimpinan Lakina Kahedupa yang ingin merubah sistem pemerintahan barata kahedupa menjadi sistem distrik dimana hal tersebut dapat berakibat perubahan struktur kepemimpinan diseluruh wilayah barata Kahedupa menjadi dibawah komando kompeni belanda. Hal inilah yang kemudian menimbulkan perlawanan dari bharata kahedupa terhadap Tua Tumbua.
Terbunuhnya Tua Tumbua terjadi diawal masa pemerintahan Waopu Kamali di Guu dan perlawanan tersebut atas perintah beliau. Akan tetapi dalam penyelidikan internal belanda tuduhan sepihak di tujukan kepada wa Opu Kamali hanta yang merupakan lakina kahedupa sebelum Wa Opu Kamali di Guu, sehingga menyebabkan ia diasingkan oleh belanda ke makassar. Wa Opu Kamali Hanta kemudian wafat dalam pengasingan.
Pasca kematian Tua Tumbua pasukan Kompeni mulai merasa tidak aman dan ketakutan berkantor di Buranga yang pada akhirnya meninggalkan pulau Kaledupa pada tahun 1929. Peninggalan kompeni yang masih ada sampai tahun 1990an adalah tumbuhan khas belanda yaitu pohon akasia (konon kabarnya bibit akasia tersebut di bawa langsung dari belanda) yang tanam di sepanjang jalan utama dari Buranga sampai Ambeua.
Tarekat Qadiriyah : Ajaran & Nasehat Kuno yang Sirna dari Bumi Kahedupa
oleh : Ahmad Daulani Di antara kehidupan modern dan budaya barat yang merajalela, ada kelip cahaya di Kahedupa yang merawat ayat-ayat ...

-
Beberapa hari lalu saya membuka-buka album tua yang tersusun apik dalam lemari, setelah membuka beberapa album sayapun menemukan 3 lembar fo...
-
Oleh : Ahmad Daulani Beberapa tahun lalu saya menyempatkan diri untuk berziarah ke salah satu makam tua yang terlerak di desa Tampara kec. K...