Langsung ke konten utama

Tugas Kuliah

TUGAS KULIAH
PENDIDIKAN PANCASILA

DOSEN PENGAMPU
: Ahmad Daulani
TANGGAL
: 12 April 2017
SEMESTER
: II
TUGAS KE
: 1

I. TUJUAN TUGAS
Melalui tugas ini mahasiswa diharapkan dapat mengevaluasi kebijakan pemerintah yang sesuai/tidak sesuai dengan Pancasila. Dengan cara demikian apabila mereka kelak menjadi pejabat pemerintah akan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai acuan dalam pembuatan kebijakan.

II. URAIAN TUGAS
1.         Mahasiswa mencari salah satu kebijakan pemerintah (pemerintah daerah/pemerintah pusat) baik melalui media cetak atau elektronik yang menurut anda menarik untuk dikaji. Kebijakan boleh yang sudah berlangsung lama maupun yang baru.
2.         Mahasiswa dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing membahas tema kebijakan : 1) politik; 2) ekonomi; 3) sosial budaya; dan 4) pertahanan dan keamanan ( Hankam ); 5) perlakuan rakyat didepan hukum à setiap topic dibahas 1 kelompok secara berurutan (tema untuk tugas sesuai dengan nomor kelompok).
3.         Masing-masing kelompok membuat hardcopy dalam bentuk makalah (diperbanyak sesuai jumlah kelompok dan anggota kelompok) kemudian melakukan diskusi di dalam ruang perkulihan, meliputi inventarisasi/rumusan masalah dan analisis sesuai/tidak sesuai dengan Pancasila, apa faktor-faktor yang menyebabkan kesesuaian atau ketidak sesuaian. Bagaimana sebaiknya merumuskan kebijakan yang sesuai dengan Pancasila.
4.         Melakukan diskusi pleno dengan cara masing-masing kelompok menunjuk satu juru bicara untuk membacakan hasil diskusi.
5.         Masing - masing kelompok mengirim satu rangkap softcopy makalah lengkap (dalam bentuk rar) ke e-mail : ahmaddaulani4@gmail.com
6.         Masing-masing kelompok memperjelas tugas yang telah dijabarkan jika kurang dipahami melalui via e-mail diatas  

III. KRITERIA PENILAIAN
Tema menarik, urgen, menyebutkan faktor-faktor penyebab, merumuskan solusi.

IV. INDIKATOR KINERJA (RUBBRIC)
GRADE
SKOR
INDIKATOR KINERJA (RUBBRIC)
Sangat kurang
<25
Tema tidak menarik, urgen, menyebutkan faktor-faktor
penyebab, merumuskan solusi
Kurang
26-45
Temamenarik, tidakurgen, menyebutkan faktor-faktor
penyebab, merumuskan solusi
Cukup
46-65
Tema menarik, urgen, tidak menyebutkan faktor-faktor
penyebab, merumuskan solusi
Baik
66-85
Tema menarik, urgen, menyebutkan faktor-faktor
penyebab, tidak merumuskan solusi
Sangat Baik
>85
Tema menarik, urgen, menyebutkan faktor-faktor
penyebab, merumuskan solusi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAKADHO BHAA LASUNA

sumber foto : istimewa Meskipun makam ini sekarang tampak tak terurus dan sudah banyak yang melupakannya namun sosok yang ada dibaliknya adalah sosok yang sangat legendaris dan sangat mengemuka di negeri Kahedupa, negeri Buton dan negeri Pancana Muna pada akhir abad ke 16 Masehi.  Di Kahedupa ia bernama La Tingku, ia adalah salah satu bangsawan Kahedupa yang memimpin wilayah Tombuluruha. Ia juga dikenal sebagai ahli perang yang sangat handal sehingga di Kahedupa juga ia dikenal dengan nama Kakadho Tombuluruha.  Sezaman dengan La Tingku yang memimpin Tombuluruha, Kahedupa dimasa itu dipimpin oleh raja La Molingi sementara Buton di pimpin oleh Sultan Laelangi. Jauh sebelum masa itu sejatinya telah terbentuk persekutuan pertahanan keamanan baik keamanan luar maupun di dalam negeri yang terdiri dari 5 kerajaan yang digagas oleh Sultan Murhum. Persekutuan tsb dikenal dengan persekutuan BHARATA dengan Buton sebagai sentralnya. Kelima negeri itu adalah Buton, Kahedupa, Muna, Kolencusu dan Tiw

Kahedupa dan Sejarah Terintegrasinya

Jejak kerajaan Kahedupa masa lampau masih menyisakan banyak misteri sampai sekarang. Kahedupa yang awalnya adalah wilayah Sara-Sara Fungka (kepemimpinan Komunal) yang mana masyarakatnya menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme.  Kehidupan masyarakat Kahedupa pada zaman itu mendiami perbukitan/gunung (Fungka). Kehidupan masyarakat Kahedupa masih dibawah kendali Tetua sara-sara fungka yang terbagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yaitu wilayah fungka Pangilia, wilayah fungka Patua dan wilayah fungka Horuo.  Serewaha adalah tetua wilayah fungka Pangilia, La Rahmani adalah tetua wilayah fungka Patua Bente dan Ta’ayomi adalah tetua wilayah fungka Horuo. Dari ketiga tetua sara-sara fungka yang pertama kali masuk islam adalah La Rahamani. Sebab La Rahamanilah yang banyak berinteraksi dengan orang-orang dari luar Kahedupa karena pelabuhan sentral pulau Kahedupa saat itu berada di sampua Buranga yang notabene adalah wilayah fungka Patua. Banyak yang keluar masuk melalui sampu'a Buranga Rom

Benteng Pale'a sebagai Pusat Peradaban Kaledupa

sumber foto : istimewa   Oleh : Ahmad Daulani Sama seperti kerajaan pada umumnya, Kaledupa yang memiliki histori panjang sebagai kerajaan vasal juga memiliki banyak peninggalan sejarah yang belum terungkap. Diantaranya benteng dan bukti fisik lainnya yang menurut masyarakat setempat memiliki peran dan makna penting dalam sejarah peradaban Kaledupa. Dipulau Kaledupa terdapat beberapa benteng peninggalan peradaban masa lampau yang menjadi warisan leluhur sebagai saksi sejarah sebagai hasil karya yang sangat mengagumkan oleh manusia sekarang. Ada 2 benteng besar yang masih tersisa meskipun sebagain sudah mengalami kerusakan karena dimakan usia dan tidak terawat lagi yaitu benteng Pale'a sebagai jejak peradaban Kaledupa sebagai kerajaan dan benteng Ollo sebagai jejak Kaledupa sebagai barata Kahedupa yang telah terintegrasi sebagai bagian dari wilayah kesultanan Buton. Benteng Pale'a sekarang terletak di desa Pale'a kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara