Langsung ke konten utama

Postingan

Mesjid Agung Bente dan Makna Implisitnya

  Oleh : Ahmad Daulani Salah satu bukti penyebaran islam di Kahedupa (Kaledupa) adalah mesjid Agung Bente. Mesjid Agung Bente dibangun pada zaman Kerajaan Kahedupa yang sekarang terletak dalam salah satu benteng tua yang merupakan wilayah administrasi Limbo Ollo (Desa Ollo Selatan) kecamatan Kaledupa kabupaten Wakatobi sekarang. Mesjid tersebut dibangun karena semakin banyak masyarakat kahedupa yang memeluk agama islam saat itu sehingga langgar yang dibangun di Fungka Masigi yang digunakan sebagai tempat musyawarah dan beribadah tidak lagi mampu menampung masyarakat sekitar. Sehingga Raja Kahedupa dan sara agama bersepakat haruslah dibangun sebuah masjid untuk menjadi pusat penyebaran dan kajian ajaran islam. Raja Kahedupa memerintahkan kepada Mansuana Hato Tompa (tokoh agama empat penjuru) untuk mencari lokasi pembangunan mesjid. Mansuana Hato Tompa kemudian melakukan perjalanan untuk mencari lokasi dari fungka masigi kearah siofa (barat) melewati Kollo Onitu – Sampalu Melangka –

Kahedupa dan Sejarah Terintegrasinya

Jejak kerajaan Kahedupa masa lampau masih menyisakan banyak misteri sampai sekarang. Kahedupa yang awalnya adalah wilayah Sara-Sara Fungka (kepemimpinan Komunal) yang mana masyarakatnya menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme.  Kehidupan masyarakat Kahedupa pada zaman itu mendiami perbukitan/gunung (Fungka). Kehidupan masyarakat Kahedupa masih dibawah kendali Tetua sara-sara fungka yang terbagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yaitu wilayah fungka Pangilia, wilayah fungka Patua dan wilayah fungka Horuo.  Serewaha adalah tetua wilayah fungka Pangilia, La Rahmani adalah tetua wilayah fungka Patua Bente dan Ta’ayomi adalah tetua wilayah fungka Horuo. Dari ketiga tetua sara-sara fungka yang pertama kali masuk islam adalah La Rahamani. Sebab La Rahamanilah yang banyak berinteraksi dengan orang-orang dari luar Kahedupa karena pelabuhan sentral pulau Kahedupa saat itu berada di sampua Buranga yang notabene adalah wilayah fungka Patua. Banyak yang keluar masuk melalui sampu'a Buranga Rom

Tugas Kelompok

TUGAS KELOMPOK   ETIKA PROFESI TI DOSEN PENGAMPU : AHMAD DAULANI TANGGAL : 8 Mei 2017 SEMESTER : IV TUGAS KE : 2 I. TUJUAN TUGAS Melalui tugas ini mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan nilai-nilai etika dalam sendi kehidupan sehari-hari dan mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan konteks keberagaman. II. URAIAN TUGAS 1.          Mahasiswa dibagi dalam 3 kelompok, masing-masing membahas tema  1). penerapan Etika, Moral dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari, 2) Etika dan Kode Etik serta hubungan antara keduanya dalam kehidupan sehari-hari, 3) sanksi etika dalam kehidupan bermasyarakat  : à setiap topic dibahas 1 kelompok secara berurutan (tema untuk tugas sesuai dengan nomor kelompok). 2.     Masing-masing kelompok membuat hardcopy dalam bentuk makalah (diperbanyak sesuai jumlah kelompok dan anggota kelompok) kemudian melakukan disku

Etika Profesi TI

BAB I Etika Profesi dibidang Teknologi Informasi    A.     Pengertian Etika Kata etika berasal dari bahasa yunani dari kata ethos yang berarti kebiasaan atau sifat sedangkan yang kedua dari kata ethos , yang artinya pesan batin atau kecenderungan batin yang mendorong manusia dalam perilakunya. Menurut Kamus Besar ‘Bahasa Indonesia’ etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti sebagai berikut : 1.       Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). 2.       Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. 3.       Nilai mengenai benar dan salah dianut suatu golongan masyarakat atau etika merupakan refleksi atau apa yang disebut dengan self kontrol , karena segala seseuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Moral Moral adalah aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Penilaian terhadap moral dapat diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Apab